Fungsi agama
Manusia telah diberikan akal dan hati oleh Tuhan. Manusia diberi akal
pikiran agar manusia mampu berpikir dan menyadari kekuasaan Tuhan. Namun
pikiran manusia yangdiberikan Tuhan sangat terbatas dan memiliki banyak
kelemahan, oleh sebab itu manusiadiberikan hati untuk dapat merasakan kekuasaan
Tuhan secara bathiniah. Hati dan pikiran
merupakan 2 hal yang membuat manusia menjadi makhluk Tuhan yang paling sempurna
yangmembedakan manusia dengan makhluk lainnya. Maka dari itu manusia dituntut
untuk dapatmenggunakan hati dan pikirannya untuk menalari kebesaran Tuhan dan
keagungan agama-Nya.Sesuai dengan pengertian agama yaitu peraturan-peraturan
yang merupakan hukum, yang harus dipatuhi oleh penganut agama yang
bersangkutan, agama memiliki fungsi untuk mengatur kehidupan manusia
tentang bagaimana manusia menjalani kehidupan yang telah Tuhan berikan kepadanya
sehingga manusia dapat mencapai kebahagian baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, antara lain
adalah :
- Karena agama merupakan sumber moral
- Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
- Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
- Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka
.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S.
al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa.
Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di
antara mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh
berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya.
Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
- ·Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
- ·Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing
manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau
kemungkaran.
Fungsi Agama
Kepada Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu
agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu
berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial,
fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia. Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
- Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia. Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
- Memainkan fungsi kawanan sosial
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada
kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika
yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan
fungsi kawanan sosial
Fungsi
Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa
dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang
menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau
pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor). Pembahasan
tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai
faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor
integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan
bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam
kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini
dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung
bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya
konsensus dalam masyarakat.
Fungsi
Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai
kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu
masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai
kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi
suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam
mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan
menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
Adapun fungsi dan peran agama sebagai mana dimaksud diatas adalah sebagai
berikut:
- Agar kita dapat selalu ingat akan Tuhan, petunjuk bagaimana cara kita melayani Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Artinya jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik, dengan kita punya agama kita bisa disadarkan oleh ajaran dan agama yang kita anut untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik.
- Penyelaras hidup dalam masyarakat.
Tujuan
Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya
ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan tuhan-nya maupun
lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan dapat
menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan
cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman
tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan
yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
Beberapa
tujuan agama yaitu :
- Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
- Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
- Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
- Menyempurnakan akhlak manusia.
Sumber:
Dimensi
Komitmen Agama
1. Dimensi Ritual
Dimensi ritual dapat menjelaskan komitmen keagamaan
melalui tingkah laku yang diharapkan akan muncul pada diri manusia yang
menyatakan keyakinan mereka pada agama yang mereka anut.
2.
Dimensi Keyakinan
Dimensi Keyakinan atau yang biasa disebut doktrin
merupakan dimensi yang paling mendasar dari agama karena menjelaskan seberapa
besar manusia memegang kepercayaan terhadap agama yang dianut dan menerima hal
– hal yang teologis yang ada didalam agama mereka.
3. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan adalah dimensi yang menjelaskan
tentang seberapa jauh seseorang mengenal dan menegtahui hal – hal mengenai
agama yang mereka yakini seperti latar belakang ajaran agama tersebut.
4. Dimensi Perasaan
Dimensi perasaan menjelaskan tentang dunia mental dan
emosional seseorang dan keinginan untuk mempercayai suatu agama serta takut
bila tak menjadi orang yang beragama.
5. Dimensi Konsekuensi
Dimensi konsekuensi menjelaskan tentang tingkah laku
seseorang, tetapi berbeda dengan dimensi ritual karena tingkah laku yang
dimaksud adalah hal – hal yang terjadi didalam kehidupan sehari – hari dan
muncul akibat motivasi dari agama mereka.
Menurut
Roland Robertson dimensi komitmen agama terbagi menjadi:
- Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/ harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
- Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
- Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
- Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
- Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar